Minggu, 13 Juni 2010

gagal ginjal kronik

A. KASUS
Ny. Ct (59 th, BB = 48 kg, TB = 152 cm), datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada lambung sudah 3 hari. Diketahui juga bahwa Ny. Ct menderita gagal ginjal kronis sejak 6 bulan terakhir menggunakan obat Nifedipine 30 mg dua kali sehari dan Lisinopril 25 mg sekali sehari serta digoksin untuk mengatasi gangguan jantung 0,125 mg sekali sehari. Setelah diperiksa oleh dokter ternyata dokter meresepkan Ranitidine 50 mg PO 3 kali sehari dan Sukralfat 3 x sehari satu sendok makan. Hari pertama di rumah sakit mendapatkan Catapress 0,2 mg tiap jam dengan infusion pump untuk menangani krisis hipertensi ( Tensi saat masuk 190/120mmHg)
TUJUAN PENATALAKSANAAN TERAPI KASUS
Mahasiswa mampu melakukan penyesuaian dosis terhadap pasien dengan gagal ginjal kronis, serta monitoring terapi dan konselingnya sesuai perkembangan bidang kesehatan dan kefarmasian terkini.

B. DESKRIPSI DAN ANALISIS KASUS
a. Subyektif
Nyeri lambung dengan gagal ginjal kronis
b. Obyektif
Pemeriksaan fisik :
Tekanan darah : 170/100mmHg (normal 120/80mmHg)
HR : 25 x per menit
RR : 70 x per menit
Temperatur : 37C
Pemeriksaan laboratorium:
Proteinuria : +3
K+ : 4,8 mEq/L
SrCr : 8,5 mg/ dl
Na+ : 140 mEq/L
Cl : 97 mEq/L
Urea nitrogen : 40 mg/dl
c. Assesment
Tukak peptik dengan gagal ginjal kronis.
d. Plan
Rumus Cockroft-Gault
Clcr =
Clcr =
Clcr = 5,4 ml / menit

C. PENYESUAIAN DOSIS

Drug Normal dose CrCl
(30-50 ml/min) CrCl
(10-30 ml/min) CrCl
(>10 min/ml) Hemodialysis
(HD) Continous
Hemoperfusion notes
Digoksin 0,125-0,375 mg/day PO 0,125-0,375mg every 36hr PO 0,125-0,375mg every 36hr PO 0,125-0,375mg every 48 hr
=0,0625 mg/day No supplement for HD Normal LD;IV/po MD0,125-0,375mg every 36hr The ¼ of digoksin can decrease by up to 50% in patient with renal failure necessitating dose adjusment
Lisinopril 10-40mg PO every 24 hr 5-30mg PO every 24 hr 5-30mg PO every 24 hr 2,5-20mg PO every 24hr Start at 2,5mg for initial dose;if patient has dosing regimen administer 20% patient dose after HD 5-30mg PO every 24 hr Fixed dose combination of lisinopril and hydrochloro-thiazide should not be used where the GFR is less than 30 ml/min
Nifedipin 10-30mg/day PO tid No change No change No change No change No change No change
Catapress
(Clonidin HCl) 0,2mg/hr with pump infusion No change No change No change No change No change No change
Sukralfat 50mg PO Cannot be given Cannot be given Cannot be given Cannot be given Cannot be given Cannot be given





a. Terapi farmakologi
Dengan menggunakan obat steroid yaitu prednisone dengan dosis 60 mg / m2 / day sampai protein dalam urin hilang lalu digunakan dosis pemeliharaan 40 mg/m2/day dengan mekanisme aksi prednison adalah agonis glukokortikoid, ini adalah pertama dimetabolisme dalam hati untuk membentuk aktif, prednisolone. Prednisolone melintasi membran sel dan berikatan dengan afinitas tinggi terhadap reseptor sitoplasma tertentu. Hasilnya meliputi penghambatan infiltrasi leukosit pada tempat inflamasi, gangguan pada fungsi mediator dari respons inflamasi, penekanan respon imun humoral, dan pengurangan edema atau jaringan parut. Tindakan antiinflamasi kortikosteroid diduga melibatkan protein fosfolipase hambat A2, lipocortins, yang mengontrol biosintesis mediator poten dari peradangan seperti prostaglandin dan leukotrien.
b. Terapi non farmakologi
Melakukan beberapa diet :
1. Diet kalori
2. Diet garam
3. Diet protein
4. Diet lemak

D. EVALUASI TERAPI FARMAKOLOGI
Nama obat = INFLASON
Komposisi = Prednison
Indikasi = Kondisi peradangan dan alergi yang memerlukan terapi kortikosteroid
Dosis = Dewasa 1-4 tablet/hari
Kontra Indikasi = Tukak peptik, TB aktif, osteoporosis, gangguan neurologik, penyakit jatung dan ginjal.
Peringatan = Hindari penghentian terapi mendadak pada penggunaan jangka lama. Penggunaan jangka panjang. DM, hipotiroid, gagal jantung, gagal ginjal, hamil, laktasi.
Efek samping = Retensi Na dan cairan, kehilangan K, alkalosis, hipokalemi, hipertensi, gagal jantung, kelemahan otot, miopati steroid, osteoporosis.
Interaksi obat = Asetosal, rifampisin, fenitoin, fenobarbital, vaksinasi.
Harga obat = tablet 5mg x 20 x10 = Rp 54.000,-



G. MONITORING
Monitoring subyektif : gejala yang dirasakan seperti hipertensi dan udem, berkurang setelah pemakaian inflason secara teratur. Pada urin sudah tidak terdapat protein.
Monitoring obyektif : monitoring data pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital, data laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain, pada kasus NY.YJ normal.

H. KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) PASIEN
Cara penggunaan: per oral setelah makan
Pemakaian pertama (sampai tidak ada protein dalam urin)
Untuk dosis 89,4 mg = 90 mg
1-4x sehari, 5 tablet sekali minum
Pemakaian untuk pemeliharaan
Untuk dosis 59,6 mg = 60 mg
1-4x sehari, 3 tablet sekali minum
Prednison tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba karena bisa menyebabkan gejala kekurangan kortikosteroid (krisis adrenal) seperti mual, muntah dan shock krisis adrenal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar