Minggu, 13 Juni 2010

HIPERLIPIDEMIA

A. DESKRIPSI KASUS DAN ANALISIS KASUS

Kasus : Seorang pasien pria dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 87 kg, mempunyai kebiasaan merokok 1 pak sehari, tidak pernah berolahraga dan mempunyai riwayat keluarga, yakni kakak pertama menderita hipertensi, kakak kedua menderita diabetes dan ayah meninggal karena myocardial infarction.

Data yang lain yaitu pasien tersebut mempunyai tekanan darah 140/80 mmHg, random blood glucose level 5 mmol/L, dan hasil pemeriksaan lipid puasa : total kolesterol : 6,7 mmol/L ; LDL-cholesterol : 3,6 mmol/L ; HDL-cholesterol : 1,2 mmol/L ; Trigliserida: 1,8 mmol/L.

Metode SOAP

1. Subyektif

Seorang pasien pria mempunyai kebiasaan merokok 1 pak sehari, tidak pernah berolahraga dan mempunyai riwayat keluarga, yakni kakak pertama menderita hipertensi, kakak kedua menderita diabetes dan ayah meninggal karena myocardial infarction.

2. Obyektif

§ Tanda fisik

tinggi badan 165 cm dan berat badan 87 kg, sehingga dapat ditentukan indeks massa tubuhnya ( BMI = body mass inde ). Persamaan yang sering digunakan untuk menghitung BMI adalah :

BMI = berat badan dalam kg / ( tinggi badan dalam meter )2

Survey Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional menetukan bahwa pria dengan BMI 27,8 atau lebih dianggap sebagai kelebihan berat badan dan mereka dengan BM 31,1 atau lebih dianggap sebagai kelebihan berat badan yang sangat.

( Moore, 1997 )

BMI pasien = 87 kg / 1,65 m

= 52,72 kg/m

Jadi, pasien tersebut dapat dikatakan memiliki kelebihan berat badan.

§ Tanda vital

Tekanan darah = 140/80 mmHg

Klasifikasi tekanaan darah orang dewasa

Klasifikasi

Sistolik (mmHg)

Diastolic

Normal

<120

Dan

<80

Prehipertensi

120-139

Atau

80-89

Tahap 1 hipertensi

140-159

Atau

90-99

Tahap 2 hipertensi

≥160

atau

≥ 100

( ISO Farmakoterapi, 2008 )

Pasien termasuk dalam kategori prehipetensi.

§ Data laboratorium

Hasil pemeriksaan lipid puasa

No

Pemeriksaan lipid puasa

Pasien (mmol/L)

Normal (mmol/L)

1

total kolesterol

6,7

≤5,18

2

LDL-cholesterol

3,6

<3,36

3

HDL-cholesterol

1,2

-

4

Trigliserida

1,8

<1,8

Jadi, terjadi peningkatan LDL-cholesterol dan LDL-cholesterol.

Konsentrasi VLDL =trigliserid /5

= 1,8/5= 0,36

Konsentrasi LDL = kolesterol total –(VLDL +HDL )

= 6,7-( 0,36 + 1,2 )

= 5,14

random blood glucose level 5 mmol/L, pasien gula darahnya normal.

3. Assessment

Hiperlipidemia tipe 2b

4. Plan

a. Tujuan terapi

§ Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL untuk mengurangi resiko pertama atau berulang dari infark miokardiak, angina, gagal jantung, stroke iskemia, atau kejadian lain ada penyakit arterial perifer.

§ Meningkatkan kualitas hidup pasien

b. Farmakoterapi

§ Terapi non farmakologi, meliputi : diet, pengurangan berat dan peningkatan aktivitas fisik.

Terapi diet yang objektif adalah dengan menurunkan langsung konsumsi lemak total, lemak jenuh, dan kolesterol untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai.

Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh dan serat larut dalam bentuk oat, pectin, gum, dan psyllium.

Mengurangi atau menghentikan konsumsi rokok.

§ Terapi farmakologi

Efek terapi obat terhadap lipid dan protein ditunjukkan dalam table dibawah ini :

Lipoprotein type

Drug of choice

Combination therapy

IIb

Statins

BAR or fibrates or niacin

Fibrates

Statin or niacin or BAR a

Niacin

Statin or fibrates ezetimibe

a BARs are not used as first-line therapy if triglycerides are elevated at baseline because hypertliglyceridemia may worsen with BARs alone.

BAR = bile acid resins ; fibrates include gemfibrozil or fenofibrate.

B. PEMILIHAN TERAPI RASIONAL (DENGAN OBAT)

1. Golongan statin

a. Nama obat : atorvastatin, fluvastatin, lovastatin, rosuvasatin, simvastatin

b. Mekanisme kerja : menghambat secara kompetitif koenzim 3-hidroksi-3-metilglutaril ( HMG CoA ) reduktase yakni enzim yang berperan pada sintesis kolesterol terutama di hati, mengganggu konversi HMG CoA reduktase menjadi mevalonat, tahap yang menentukan dalam biosintesis kolesterol de-novo.

2. Golongan fibrat

a. Nama obat : bezafibrat, fenofibrat, gemfibrozi, klofibrat, siprofibrat,

b. Mekanisme kerja : menurunkan kadar trigliserida serum dengan cara mengurangi sintesis VLDL dan, khususnya,apoliprotein B yang berkelanjutan dengan meningkatnya kecepatanpemindahan lipoprotein kaya trigliserida dari plasma.

3. Golongan niacin

a. Nama obat : niaspan,

b. Mekanisme kerja : mengurangi sintesis hepatic VLDL,yang mengarah pada pengurangan sintesis LDL. Niasin juga meningkakan HDL dengan mengurangi katabolismenya.

C. EVALUASI OBAT TERPILIH

Golongan statin

§ Nama obat : Lovastatin

§ Indikasi : menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL, pada pasien hiperkolesterolimia primer. Hiperkolesterolimia disertai hipertrigliserida.

§ Kontraindikasi : penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase dalam serum secara persisten yang tidak dapatdijelaskan. Hamil dan menyusui.

§ Efek samping obat : nyeri abdomen, sakit kepala, reaksi hiperssensitif, nyeri dada non-cardiak, mual, muntah.

§ Dosis obat : awal 20 mg 1x/hari. Kisaran dosis anjuran : 10-80 mg /hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi. Maksimal 80 mg/hr.

§ Interaksi obat :obat imunosupresan, gemfibrozil, eritromisin, niasin,

§ Harga obat : tab bersalut 20 mg x 3 x10 ( Rp192.500)

§ Aturan pakai : sesudah makan

§ Cara pemberian : Per oral

D. MONITORING

1. Monitoring subyektif

§ Apakah berat badannya sudah berkurang?

§ Apakah pasien sudah mengurangi atau berhenti mengkonsumsi rokok?

2. Monitoring obyektif

§ Kadar kolesterol total

§ Kadar LDL

3. Monitoring efek samping obat

§ Apakah pasien mengalami nyeri abdomen, sakit kepala, reaksi hiperssensitif, nyeri dada non-cardiak, mual, muntah?

E. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN

1. Pasien diharapkan melakukan diet dan meningkatkan aktifitas fisik, dengan rajin berolah raga.

2. Pasien diharapkan mengurangi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol, serta meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh dan serat larut dalam bentuk oat, pectin, gum, dan psyllium.

3. Pasien diharapkan mengurangi atau berhenti mengkonsumsi rokok.

4. Obat ( lovastatin ) sebaiknya diberikan pada malam hari karena efek sampingnya yaitu gastrointestinal, sehingga tidak mengganggu aktivitas pasien. Selain itu metabolism kolesterol terjadi pada malam hari sehingga obat lebih cepat beerefek.

5. Obat lovastatin dikonsumsi sesudah makan atau bersama makanan karena absorbsinya lebih besar jika diberikan bersama makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar