Minggu, 13 Juni 2010

HEART FAILURE

  1. DESKRIPSI KASUS DAN ANALISIS KASUS

Kasus : Bapak Pujo, berusia 59 tahun, masuk rumah sakit dengan letih, lemah, lesu, rasa nyeri di dada terutama sedang beraktivitas, nafas seperti terengah-engah, sulit tidur di malam hari karena nyeri dada yang dirasakan dan bisanya tidur dengan dialasi tiga bantal, ada udem pada kaki dan dalam sebulan ini berat badannya meningkat 6 kg. riwayat penyakit hipertensi 10 tahun. Riwayat pengobatan HCT 5 mg peroral, propanolol 80 mg TID.

Data Pemeriksaan Fisik :

TD: 160 mg / 100 mg

Nadi: 100 x / menit

RR: 20 x / menit

Suhu: 370 C

Data Laboratorium:

Hb:139 g / L

HCT: 39 %

Na: 140 MEq / L

K: 3,2 MEq / L

Cl: 90 MEq / L

SrCr:1,8 mg /dL

BUN: 20 mg / dL

GDS: 127 mg / dL

Leukosit: 6,0 x 103 /mm3

Eritrosit: 4,7 x 106 / mm3

Trombosit: 328 x 103 / mm3

Pemeriksaan dada :efusi pleura dan cardiomegali

ECG: irama S3 gallop

Diagnosa:gagal jantung

Metode SOAP

1. Subyektif

Bapak Pujo, berusia 59 tahun, masuk rumah sakit dengan letih, lemah, lesu, rasa nyeri di dada terutama sedang beraktivitas, nafas seperti terengah-engah, sulit tidur di malam hari karena nyeri dada yang dirasakan dan bisanya tidur dengan dialasi tiga bantal, ada udem pada kaki dan dalam sebulan ini berat badannya meningkat 6 kg. riwayat penyakit hipertensi 10 tahun. Riwayat pengobatan HCT 5 mg peroral, propanolol 80 mg TID.

2. Obyektif

§ Tanda fital

Nilai Laboratorium

Tekanan Darah

160 mg /100 mmHg

Nadi

100 x / menit

RR

20 x / menit

Suhu

370 C

§ Data Laboratorium

Nilai Laboratorium

Hb

139 g/ L

Hct

39 %

Na

140 MEq / L

K

3,2 MEq / L

Cl

90 MEq / L

SrCr

1,8 mg /dL

BUN

20 mg / dL

GDS

127 mg / dL

Leukosit

6,0 x 103 /mm3

Trombosit

328 x 103 / mm3

§ Pemeriksaan Dada :Efusi pleura dan cardiomegali

§ ECG : Irama S3 gallop

3. Assesment

§ Hipertensi Stage II

§ Gagal Jantung Stage C dengan overload Clinical Volume

4. Plan

§ Tujuan Terapi

v Menurunkan tekanan darah

v Meningkatkan kualitas hidu pasien

§ Farmakoterapi

v Terapi non Farmakologi :

ü Diet ( pengurangan konsumsi cairan, maksimum 2 liter / hari dari semua sumber cairan , baik minuman maupun makanan dan pengurangan konsumsi garam natrium kira-kira 1,5 – 2 gram /hari)

ü Aktifitas fisik : Olah raga yang teratur seperti berjalan atau bersepeda dianjurkan untuk pasien gagal jantung yang stabil dengan intensitas yang nyaman bagi pasien.

ü Istirahat : Dianjurkan untuk gagal jantung akut atau tidak stabil.

ü Bepergian : Hindari tempat-tempat tinggi dan tempat-tempat yang sangat panas atau lembab dan gunakan penerbangan-penerbangan pendek

  1. PEMILIHAN TERAPI RASIONAL ( DENGAN OBAT )

1. Golongan Diuretik

Diuretik merupakan terapi pilihan utama karena dapat mengurangi udem dengan efek diurasinya. Diuretik kuat mungkin diperlukan, terutama pasien dengan tekanan sistolik yang besar (Priyanto, 2009).

Diuretika yang digunakan dalam terapi dasar, mengurang resistensi pembuluh darah perifer karena menurunkan konsetrasi ion natrium. Sekaligus respon otot polos pembuluh terhadap rangasang presor jauh berkurang (Schunack,1990).

§ Nama obat : Bendrofluazid , Hidroklorotiazid , Klortalidon ,Sipamid , Bumetamid, Furosemid, Amilorid hidroklorida.

§ Mekanisme kerja :

2. ACE inhibitor

Merupakan obat pilhan pertama berdasarkan bukti-bukti klinik yang terbukti paling baik dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas. Pada pasien gagal jantung yang mempunyai kadar rennin dan angiotensin II tinggi , terapi harus dimulai dengan dosis kecil untuk menghindari hipotensi ortostatik.

§ Nama obat : Benazepril , Delapril ,Imidapril , Kaptopril , Isinopril , Ramipril , Silazapril , Kuinapril.

§ Mekanisme kerja : Dengan cara menghambat konfersi angiotensin I menjadi angiotensin II, obat-obat golongan ini efektif dan pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik pada bayi dan anak-anak dengan gagal jantung , Kaptopril biasanya merupakan obat utama. Penggunaanya pada anak harus dimulai oleh dokter spesialis dan dengan monitoring yang intensif.

3. Beta Bloker

§ Nama Obat : Asebutolol, Atenolol, Karvedilol, Pindolol, Propanolol hodroklorida, Bisoprolol Fumarat, Labetalol Hidroklorida.

§ Mekanisme Kerja : menghambat adrenoseptor beta (beta-bloker) mrnghambat adrenoreseptor beta dijantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pancreas dan hati.

4. Digoksin

§ Nama Obat : Fargoxin, Goxinal, Lanoxin, Lanitop

§ Mekanisme kerja: Meningkatkan kekuatan kontraksi miokardium dan menurunkan konduktifitas di atrioventricular (AV) node .

  1. EVALUASI OBAT TERPILIH

1. H.C.T

§ Kompisisi : hydroclorotiazide

§ Indikasi : diuretika, edema, terapi tambahan hipertensi.

§ Dosis : 50-200 mg/hari.

§ Kontraindikasi: anuria, terapi bersama litium, dekompensasi ginjal.

§ Peringatan : gangguan fungsi hati atau ginjal. Hamil, laktasi, usia lanjut. SLE. Monitor cairan & elektrolit.

§ Efek samping : gangguan metabolic, ketidakseimbangan elektrolit, anoreksia, gangguan GI, sakit kepala, pusing, hipotensi postural, parestesia, impotensi, penglihatan menjadi kuning, reaksi hipersensitif,. Jarang, ikterik kolestatik, pancreatitis, diskrasia darah.

§ Informasi obat : dapat meningktkan toksisitas dari glikosida digitalis, efek hambatan neuromuscular dari pelemas otot, efek hipertensi. Peningkatan resiko hipotensi postural dengan alcohol, barbiturate, opioid. Efek menekan K ditingkatkan oleh kortikosteroid, ACTH, karbenoksalon.

§ Harga obat : 25 mg x 250, 1000 (Rp 18.040). 50 mg x 1000 (Rp28.600)

§ Aturan pakai : 2 x sehari 1 tablet, pagi dan siang hari.

§ Cara pemberian : peroral.

2. farmadral

§ Komposisi : propanolol HCL

§ Indikasi : terapi hipertensi, angina pectoris,ansietas takikardia, disaritmia jantung, kardiomiopati obstruktif hipertofi & tremor esensial. Terapi tambahan dari tirotoksikositas & freokrositoma. Profilaksis setelah infark miokard akut, migren & angina pectoris.

§ Dosis : dewasa dan anak >12 tahun hipertensi 20 mg 3x /hari. Ditingkatkan setelah 3 hari menjadi 40 mg 3-4 x/hari.

§ Kontraindikasi : blok AV derajat 2 & 3, syok kardiogenik. Riwayat bronkospasme & asidosis metabolic.

§ Peringatan : gangguan penerimaan jantung, gagal jantung, DM, Hipertiroid, anestesi.

§ Efek samping : gangguan GI, kelemahan otot, Lelah. Jarang : bradikardia, parestesia, trombositopenia, purpura, ruam kulit.

§ Interaksi obat : meningkatkan efek depresan miokardium yang lain, Ca antagonis dan hipokalemi. Efek dihilangkan oleh isoprenalin. Efek vasokontriksi prefer ditingkatkan oleh adrenalin dan noradrenalin. Efek ditingkatkan oleh penghambat saraf adrenergic & deplesi katekolamin.

§ Harga obat : tab salut selaput 10 mg 10 x 10 (Rp101,200)

§ Aturan pakai : 3x sehari 1 tablet

§ Cara pemberian : peroral

3. Captesin

§ Komposisi : captopril

§ Indikasi : hipertensi, gagal jantung.

§ Dosis : dosis awal 12,5 mg 2-3 x/hari, dititrasi s/d 25 mg 2-3 x/hari.

§ Kontraindikasi : hamil

§ Peringatan : gangguan fungsi ginjal dengan penyakit renovaskular, kelainan vascular kolagen, terapi dengan imunosupresan, laktasi, anestesi, bayi.

§ Efek samping : ruam kulit, pruritus, muka kemerahan, batuk kering, gangguan pengecapan, hipotensi, gangguan GI, proteinuria.

§ Harga : tab 12,5 mg x 10 x 10 (Rp181.500), 25 mg x 10 x10 ( Rp 314.600).

§ Aturan pakai : 3x sehari 1 tablet

§ Cara pemberian : peroral.

4. Lanoxin

§ Komposisi : digoxin

§ Indikasi : gaga jantung, takikardia supraventrikular.

§ Dosis : dewasa dan anak > 10 tahun digitalis cepat ; dosis tunggal 0,75-1,5 mg. digitalis lambat : 0,25-0,75 mg/hari selama 1 minggu.

§ Kontraindikasi : blok total jantung sementara atau blok AV derajat 2, Aritmia intoksikasi glikosida jantung, sindroma wolfff-parkinson white, kardiomiopatibobstruktif hipertrofi. Hipersensitif terhadap digoksin atau glikosida digitalis lain.

§ Peringatan : gangguan sinoatrial. Hipokalemia, hipomagnesemia, hiperkalsemia, penyakit tiroid, sindroma malabsorpsi atau rekonstruksi GI.

§ Efek samping : anoreksia, mual, muntah, diare, nyeri perut, ginekomastia, gangguan SSP, aritmia, gangguan konduksi,takikardia atrial.

§ Interaksi Obat : kuinidin, verapamil, nifedipine, amiodaron ; meningkatkan kadar digoksin dalam serum. Diuretic, hipoglikemia. Antacid dan neomisin ;menurunkan kadar digoksin dalam serum.

§ Harga : 0,25 mg x 25 x 10 (Rp160.930).

§ Aturan pakai :

§ Cara pemberian : per oral.

  1. MONITORING

1. Subyektif

§ Apakah pasien melakukan olah raga secara teratur?

2. Obyektif

§ Apakah tekanan darah pasien sudah turun?

§ Apakah pasien sudah mengalami penurunan cairan dan natrium?

3. Efek samping obat

§ Apakah pasien mengalami efek samping obat yang diberikan?

§ Apakh efek samping tersebut sangat mengganggu bagipasien?

E. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN

1. Pasien diharapkan mengurangi konsumsi air dan natrium untuk mengurangi efusi pleura / udema.

2. Pasien diharapkan melakukan perubahan gaya hidup dengan melakukan olah raga secara rutin. Olah raga yang dilakukan olah raga jenis yang ringan, seperti jalan kaki, bersepeda.

3. obat sebaiknya tidak di konsumsi pada malam hari, karena pasien akan sulit tidur, sering buang air kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar