A. KASUS
Ny. WJ (32th,53kg) mengalami bengkak dikaki kirinya yang semakin membesar dan terasa kaku disertai dema. Pasien baru saja melahirkan (3 hari yang lalu) dan selama kehamilannya pasien mengalami varises dikedua kakinya. Pemeriksaan USG menunjukkan bahwa pasien mengalami DVT.
B. TUJUAN PENATALAKSANAAN TERAPI KASUS
Mahasiswa mampu melakukan seleksi terapi obat rasional berdasarkan kondisi pasien pada penyakit DVT, serta monitoring terapi dan konselingnya sesuai perkembangan bidang kesehatan dan kefarmasian terkini.
C. DESKRIPSI DAN ANALISIS KASUS
a. Subyektif
Bengkak dikaki kirinya dan terasa kaku, demam, selama hamil mengalami varises dikedua kakinya
b. Obyektif
Pemeriksaan fisik :
Tekanan darah : 135/100 (normal 120/80)
HR : 105x per menit
RR : 24 x per menit
Temperatur : 38,5 °C
Pemeriksaan laboratorium:
Hct : 39 % (normal 40-42%)
PT : 18 sec (12-15 sec)
aPTT : 21,5 sec
GDP : 115 mg/dl (DM jika ³ 126mg/dl)
PC : 280.000 /mm3
INR : 2 (normal 2,0-3,0)
ESR : 15 mm/jam
Kolesterol : 178 mg/100ml
c. Assesment
DVT (Deep Vena Tromboemboli)
d. Plan
Menggunakan Enoxaparin (golongan Heparin bobot molekul rendah)
Dosis 1,5 mg/kg BB selama 24 jam BB: 53 kg
Dosis ny. WJ = 1,5 mg/kg x 53 kg = 79,5 mg/ 53 kg
D. PEMILIHAN TERAPI RASIONAL
a. Terapi farmakologi
Pada kasus ini terapi menggunakan Enoxaparin golongan bobot moleluk rendah yang mekanisme meningkatkan dan mempercepat aktivitas antitrombin dan mencegah pertumbuhan dan propagasi untuk pembentukan trombin. Dan pada kasus ini,kelebihan obat golongan heparin bobot molekul rendah adalah tidak dapat menembus placenta, sehingga tidak berbaya bagi pertumbuhan bayi.
b. Terapi non-farmakologi
Terapi non-farmakologi pada pasien ini adalah dengan
Banyak dilakukan mobilisasi (pasca operasi, bedrest dll)
Jika duduk lama: tiap 2-3 jam berdiri & jalan
Menggerakkan kaki sambil duduk
Minum air putih(jangan alkohol & cafein)
Olah raga teratur
Jaga BB ideal
Tidak merokok
Pembedahan.
E. EVALUASI TERAPI FARMAKOLOGI
Nama obat = LOVENOX
Komposisi = Enoxaparin Na
Indikasi = Profilaksis gangguan tromboemboli vena terutama pada bedah ortopedi atau bedah umum pada pasien beresiko tinggi. Mencegah trombosis pada sirkulasi ekstrakorporal selama hemodialisa. Profilaksis penyakit tromboemboli vena pada pasien yang harus berbaring terus ditempat tidur, dengan faktor resiko sedang sampai tinggi.
Dosis = Mencegah tromboemboli sehari 20mg SK pada pasien dengan resiko sedang dan 40mg/hr pada resiko tinggi. Pada bedah umum suntikan awal diberikan 2 jam sebelum operasi. Pada bedah ortopedi suntuikan awal harus diberikan 12 jam sebelum operasi. Lanjutkan pengobatan 7-10hr setelah operasi. Terapi trombosis vena dalam 1mg/kg BB SK 2x/hr. Profilaksis pada pasien yang harus berbaring terus ditempat tidur 4000 anti-Xa/0,4 ml 1x/hr secara injeksi SK selama 6-14hr.
Kontra Indikasi = Riwayat trombositopenia selama terapi dengan enoxaparin. Kecenderungan pendarahan, lesi organik yang cenderung berdarah, endokarditis bakterial akut, gangguan pembekuan darah mayor, stroke, ulkus GI akut.
Peringatan = gangguan fungsi ginjal atau hati, hipertensi arterial yang tak terkontrol, riwayat tukak GI, kehamilan, laktasi, penyakit vaskuler pada koroid dan retina, pasca operasi otak dan tulang belakang. Riwayat trombositopenia dengan terapi heparin. Jangan diberikan secara IM.
Efek samping = Gejala pendarahan, trombositopenia, hematoma dan nekrosis kulit pada tempat suntikan. Alergi pada kulit, reaksi alergi sistemik.
Interaksi obat = Meningkatkan resiko pendarahan : AINS, tiklopidin, kortikosteroid, dekstran 40. Meningkatkan efek antikoagulan oral. Menghambat agregasi platelet, antagonis vit.K
Harga obat = Pre-filled syringe 20mg/0,2mL (2000 anti-Xa) x 2
( Rp 150.777), 40mg/0,4mL x 2 ( Rp 266.948). 60mg/0,6 mL (6000 anti-Xa) x 2 ( Rp 381.676)
E. MONITORING
Monitoring subyektif : Monitoring simptom atau gejala yang dapat dirasakan pasien, pada kasus NY. WJ setalah diterapi dengan enoxaparin bengkak yang terdapat pada kaki mulai berkurang.
Monitoring obyektif : Monitoring data pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital, data laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain, pada kasus NY.WJ normal.
F. KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) PASIEN
Cara penggunaan: diberikan secara iv 1,5mg/kg BB.
Untuk Ny. WJ
Dosis = 1,5mg/kgBB x 53 kg
= 79,5 mg/53kg
G. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008. Iso farmakoterapi. PT.ISFI Penerbitan: Jakarta
Anonim.2008. MIMS Indonesia petunjuk konsultasi ed. 8. CMP Medika: Jakarta
Dipiro JT, et all., 2006. Pharmacotherapy Handbook Sixth Edition Appleton and Lange: Newyork
Tidak ada komentar:
Posting Komentar